Info Kesehatan - Perusahaan Royal Philips, yang menyediakan alat kesehatan untuk rumah sakit, mengatakan bahwa para pemimpin layanan  di Indonesia tertarik mengimplementasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam penanganan pasien. Data ini dituangkan Philips dalam laporan Future Health Index 2023.


Para pemimpin di sektor kesehatan RI saat ini telah berinvestasi pada setidaknya satu teknologi AI. Sebanyak 76% responden berencana untuk berinvestasi lagi pada AI dalam 3 tahun ke depan. 

Menurut Peter Quinlan, Managing Director Philips kawasan Asia Pasifik, AI disambut baik oleh para tenaga kesehatan (nakes), terutama nakes muda di Indonesia. Sebanyak 33% dari nakes muda ini ingin RS mengadopsi AI dan menjadi yang terdepan dalam memberi layanan terkoneksi. 

Mereka melihat bahwa pemanfaatan chatbot dalam menjawab pertanyaan dasar medis akan meningkatkan kepuasan kerja nakes muda Indonesia, sebesar 33 persen, atau lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 24 persen. 

- Peter Quinlan, Managing Director Philips APAC -

Riset Future Health Index 2023 melibatkan 3.000 responden dari sektor kesehatan di 14 negara, termasuk Australia, Amerika Serikat, Jepang, hingga Indonesia.

Dalam riset ini, tercatat ada tiga teknologi AI yang saat ini paling banyak diadopsi oleh rumah sakit (RS) secara global, yaitu AI untuk memprediksi hasil (39%), AI untuk mendukung keputusan klinis (39%), dan AI untuk mengoptimalkan efisiensi operasional (37%).



Peter mendorong agar RS di masa depan harus memiliki sistem yang cerdas dan saling terhubung, atau disebut smart hospital. Sistem canggih ini diharapkan dapat membantu memberi jalan keluar persoalan minimnya staf medis atau tenaga kesehatan di Indonesia.

Dengan data dan teknologi digital, sebagian besar layanan yang diberikan di rumah sakit dapat didekatkan secara virtual atau fisik kepada pasien, di rumah, atau di komunitas. 



Di masa depan, layanan kesehatan akan diberikan melalui jaringan klinik rawat jalan, gerai ritel, solusi perawatan keliling, dan pemantauan berbasis rumah yang terdistribusi dan lebih mudah diakses oleh pasien," kata Peter.

Future Health Index 2023 juga mencatat, saat ini setidaknya ada tiga teknologi digital teratas yang paling banyak diinvestasi oleh RS. Yang pertama, teknologi catatan kesehatan digital sebanyak 42 persen. Kedua soal perawatan virtual profesional-ke-pasien layanan kesehatan sebesar 34 persen. Terakhir soal perawatan virtual profesional dari layanan kesehatan ke layanan kesehatan sebesar 32 persen.


“Dalam ekosistem ini, rumah sakit akan terus memainkan peran penting dalam ekosistem layanan yang lebih luas dan oleh karena itu kami terus fokus pada kemitraan dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang paling memahami pelanggan kami untuk meningkatkan hasil pasien secara keseluruhan,” kata Peter, dalam sebuah wawancara Agen Domino99



Setidaknya ada lima hal yang dilakukan Philips dalam mewujudkan smart hospital. Hal ini dinilai Peter paling dibutuhkan sektor kesehatan di kawasan Asia Pasifik (APAC), termasuk Indonesia.

Efisiensi operasional. Philips dapat mengoptimalkan alur kerja atau sumber daya dan membebaskan fokus pada perawatan pasien.

Peningkatan keunggulan klinis lewat penggunaan teknologi inovatif dan wawasan berbasis data untuk mendorong keunggulan dalam hasil dan efisiensi klinis.

Pengalaman pasien yang lancar sebelum, selama, dan setelah kunjungan ke rumah sakit. Ini untuk menciptakan lingkungan penyembuhan yang kondusif

Inovasi dan transformasi budaya untuk mempertahankan inovasi digital dan menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan dan kemitraan multi-level, yaitu penyedia teknologi kesehatan, pemerintah, dan mitra lainnya adalah kuncinya.

Kelestarian lingkungan dan praktik-praktik ramah iklim harus diintegrasikan di seluruh bagian operasional layanan kesehatan.SahabatQQ